Kembali

Rendah Hati dalam Ilmu: Dawuh KH. M. Shoni Mustofa

Dalam salah satu dawuhnya, KH. M. Shoni Mustofa, Pengasuh Pondok Pesantren Sabilun Najah, menyampaikan nasihat yang dalam maknanya:

"Orang yang mengaku bodoh, ia justru berpotensi menggali pengetahuan. Tapi orang yang merasa pintar, seketika ia terperosok pada jurang kebodohan."

Dawuh ini mengajarkan pentingnya tawadhu’ (rendah hati) dalam menuntut ilmu. Mengakui keterbatasan diri bukanlah tanda kelemahan, justru menjadi pintu pembuka untuk terus belajar dan memperbaiki diri.

Orang yang merasa dirinya masih bodoh akan lebih terbuka menerima nasihat, ilmu, dan bimbingan. Sebaliknya, rasa cukup dalam ilmu dan merasa paling tahu dapat menutup pintu belajar, bahkan membawa pada kesombongan yang menyesatkan.

Dalam tradisi pesantren, mengakui kekurangan adalah bagian dari adab seorang penuntut ilmu. KH. M. Shoni Mustofa menegaskan bahwa kesadaran diri atas ketidaktahuan adalah kunci awal menuju kecerdasan sejati.

Dawuh ini menjadi pengingat bagi santri dan siapa pun yang menuntut ilmu: semakin tinggi ilmu seseorang, seharusnya semakin rendah hatinya. Karena hakikatnya, ilmu yang bermanfaat adalah yang menghantarkan pada rasa butuh kepada Allah dan terus haus akan kebenaran.